DOA TUHAN YESUS
KRISTUS UNTUK PARA MURID
/TB #Matius 6:9-13; Lukas 11:2-4*
Lukas mengatakan kepada kita bahwa "Pada suatu kali Yesus sedang berdoa di salah
satu tempat. Ketika Ia berhenti berdoa, berkatalah seorang dari murid-murid-Nya
kepada-Nya: "Tuhan, ajarlah kami berdoa'" (/TB #Luk 11:1*). Dari ayat ini kita
boleh menarik kesimpulan bahwa murid-murid ada bersama-sama Yesus ketia Ia
sedang berdoa. Kita tidak dapat memastikan apakah Ia berdoa dengan suara lantang
atau perlahan. Betapa indahnya seandainya kita dapat mendengar Yesus berdoa!
Kita tahu bahwa murid-murid pernah mendengar Dia berdoa di depan kuburan Lazarus
(/TB #Yoh 11:43*), juga Doa Tuhan Yesus dan doa yang agung bagi semua orang
percaya yang tercatat dalam /TB #Yohanes 17:1-26*.
Selanjutnya, kita menarik kesimpulan bahwa Yesus menggunakan doa ini bukan untuk
kepentingan-Nya sendiri. Ia tidak akan mengucapkan doa ini untuk diri-Nya sebab
Ia tidak berdosa dan tidak perlu memohon bagi murid-murid - bagi kepentingan
pribadi setiap orang percaya. Pemakaiannya sebaiknya di rumah tangga. Doa ini
bukan dimaksudkan untuk pemakaian liturgi, yaitu digunakan dalam
kebaktian-kebaktian yang diadakan secara teratur, meskipun ada beberapa gereja
yang memakainya dengan cara yang demikian.
Sekalipun Yesus terus-menerus berada di tengah-tengah orang banyak, Ia selalu
rindu untuk bersekutu dengan Bapa-Nya (/TB #Mar 1:35*; /TB #Mar 6:46-47; Luk
5:15-16; 9:18*). Bandingkan dengan #Mazmur 91:1*. Tujuan doa adalah untuk
menolong kita tetap hidup di hadapan hadirat Allah.
Bentuk doa berbeda-beda: pujian (penyembahan), ucapan syukur, pengakuan dosa,
permohonan, dan pengantara (mendoakan orang lain).
Yesus memberi kita petunjuk-petunjuk yang sangat penting mengenai cara berdoa
dalam /TB #Matius 6:5-8*. Kita tidak perlu bertele-tele, dan janganlah kita
mengira doa kita didengar oleh karena "banyaknya kata-kata". Dahulu D.I., Moody
biasa berkata, "Orang yang berdoa panjang di kamarnya, mengucapkan doa-doa yang
pendek di muka umum" Doa-doa Yesus yang dicatat biasanya pendek, meskipun Ia
sering berdoa sendirian semalam suntuk.
Walaupun doa Tuhan Yesus pendek, jangkauannya meliputi segala keperluan kita.
Doa dapat dibagi ke dalam dua bagian: yang pertama, berkenaan dengan Allah dan
kerajaan-Nya; yang kedua, berkenaan dengan keperluan-keperluan kita.
Doa itu dimulai dengan "BAPA KAMI". Bagaimana Allah
menjadi Bapa kita? Memang benar bahwa Ia menjadi Bapa kita karena penciptaan,
akan tetapi ia lebih daripada itu. Ia adalah Bapa semua umat manusia, seperti
yang dinyatakan dalam firman-Nya, "Karena begitu besar kasih Allah (Bapa) akan
dunia ini, sehingga ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap
orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal"
(/TB #Yoh 3:16*) dan "Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa
supaya menjadi anak-anak, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya" (/TB #Yoh
1:12*).
Allah menjadi Bapa kita dalam arti yang sebenarnya pada waktu kita menerima
anak-Nya, Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat kita.
Setiap orang boleh mengucapkan doa ini selama mereka mengucapkannya dalam
kebenaran. Setelah itu, barulah kita dapat berkata dengan sungguh-sungguh, "Bapa
kami yang di surga".
"DIKUDUSKANLAH NAMAMU". Nama-Nya selalu kudus dan
akan selalu dikuduskan. Ini berarti, "Kiranya keberadaan-Mu dihormati dan
dimuliakan". Kita tidak mungkin sungguh-sungguh berkata, "Dikuduskanlah
nama-Mu," sementara kita terus berada dalam dosa.
"DATANGLAH KERAJAANMU". pada waktu seorang ditebus
oleh Yesus Kristus, maka sesungguhnya ia menjadi bagian dari Kerajaan Allah.
Kemudian ia rindu agar orang lain juga dibawa masuk ke dalam Kerajaan Allah. Ia
melihat bahwa begitu banyak banyak orang berada dalam cengkeraman yang perlu
dipindahkan "ke dalam Kerajaan Anak-Nya yang kekasih" (/TB #Kol 1:13*); jadi ia
bekerja dan berdoa untuk membawa orang-orang itu ke dalam Kerajaan Anak Allah
yang kekasih.
Selanjutnya, doa itu menanti-nantikan Kerajaan Tuhan dan Juruselamat kita Yesus
Kristus yang kekal (/TB #1Pet 1:11*). Oleh karena itu, janganlah kita berdoa
"Datanglah Kerajaan-Mu" tanpa mengharapkan arti sebenarnya yang ada dalam
perkataan itu, melainkan hendaklah kita mengakui Kristus sebagai Raja kita.
"JADILAH KEHENDAKMU." Dapatkah kehendak Allah Bapa
diketahui dan terjadi? Tentu saja, dapat! Berjuta-juta orang telah
mengulang-ulang kata-kata ini tanpa mengerti apa kehendak Allah itu.
Melakukan kehendak Allah seharusnya menjadi keinginan kita yang paling utama.
Yesus datang ke dalam dunia untuk melakukan kehendak Bapa-Nya dan semua yang
telah dilakukan-Nya benar-benar ada dalam kehendak Allah. Kehendak Allah bagi
Yesus Kristus adalah menyediakan keselamatan dan pengampunan atas dosa-dosa kita
dan menyediakan hidup yang kekal bagi semua orang yang menerima Dia dan
keselamatan-Nya.
Dalam Perjanjian Baru kita dapat mengetahui dengan jelas apakah kehendak Allah
itu. Marilah kita mempertimbangkan beberapa dari faktor-faktor yang sangat
penting itu. "Ia (Allah) menghendaki supaya jangan ada yang binasa, melainkan
supaya semua orang berbalik dan bertobat" (/TB #2Pet 3:9*). "Karena inilah
kehendak Allah: pengudusanmu" (/TB #1Tes 4:3*) yang berarti menjadi serupa
seperti Kristus.
Dalam /TB #Efesus 1:9,10* kita membaca, "Sebab Ia (Allah) telah menyatakan
rahasia kehendak-Nya kepada kita, sesuai dengan rencana kerelaan-Nya, yaitu
rencana kerelaan yang dari semula sudah ditetapkan-Nya di dalam Kristus sebagai
persiapan kegenapan waktu untuk mempersatukan di dalam Kristus sebagai persiapan
kegenapan waktu untuk mempersatukan di dalam Kristus sebagai Kepala segala
sesuatu, baik yang disurga maupun yang di bumi". "Bukan setiap orang yang
berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Surga, melainkan
dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di surga" (/TB #Mat 7:21*).
"DI BUMI SEPERTI DI SURGA". Kita tahu bahwa
kehendak Allah sedang digenapi di surga. "Di bumi" . . . apakah ini berarti
bahwa kehendak Allah akan dilakukan di bumi secara nyata? Saya kira Allah akan
mengatur semua itu. Kehendak Allah akan dinyatakan di dalam hati dan kehidupan
orang-orang percaya, baik pria maupun wanita. Kehendak Allah akan digenapi, baik
secara sosial maupun secara politis dalam pemerintahan-pemerintahan di dunia
ini. Akan tetapi, untuk melaksanakan semua itu, kehendak Allah lebih dahulu
harus dinyatakan di dalam hati manusia. Allah berusaha melalui Roh Kudus untuk
membentuk pikiran dan kemauan kita (/TB #Fili 2:13*).
Barangkali gambaran ini terlihat jelas dalam /TB #Yeremia 18:2-6*, yaitu
mengenai tukang periuk yang sedang bekerja dengan pelarikannya.
Ini adalah sebuah gambaran mengenai segumpal tanah liat itu harus ditempatkan di
pusat pelarikan itu. Bukankah hal itu mengingatkan kita akan pernyataan yang
sering dipakai, "pusat dari kehendak Allah"? Dahulu ketika bangsa Israel mau
menyerah kepada kehendak Penjunan Yang Mahakuasa itu, hidup mereka diberkati.
Begitu juga dengan kita dewasa ini. Apabila orang-orang dan bangsa-bangsa
menyerahkan diri mereka kepada kehendak Penjunan ilahi itu, maka seluruh dunia
akan diberkati dan kehendak Allah akan dilaksanakan di
bumi seperti di surga.
"BERIKANLAH KAMI PADA HARI INI MAKANAN KAMI YANG
SECUKUPNYA,"
bukan hanya meliputi keperluan jasmani kita, tetapi juga keperluan rohani kita
karena Yesus sendiri menawarkan Roti Hidup. Allah tidak melupakan keperluan kita
setiap hari; Ia tahu apa yang kita perlukan sebelum kita memintanya, akan tetapi
Ia ingin agar kita meminta kepada Dia untuk mencukupi keperluan-keperluan itu.
Inilah salah satu hak-hak istimewa kita, melalui suatu doa permohonan yang
sederhana untuk memperoleh keperluan-keperluan jasmani kita dari Bapa surgawi
kita. Jika kita memberi makan jiwa dan roh kita dengan Roti Allah dari surga -
firman Allah - kita akan menjadi serupa seperti Tuhan Yesus. Berjuta-juta orang
mengucapkan permohonan ini untuk keperluan mereka setiap hari, tetapi hanya
sedikit yang memperhatikan kehendak Allah dalam kehidupan mereka.
"DAN AMPUNILAH KAMI AKAN KESALAHAN KAMI . . ." Ini
adalah suatu pandangan yang sangat penting tentang dosa. Dosa-dosa kita
merupakan suatu pelanggaran terhadap Allah yang menuntut suatu pembayaran yang
tidak dapat kita bayar, tetapi Yesus Kristus telah membayar lunas utang
dosa-dosa kita itu di atas kayu salib. Oleh karena itu, kita harus datang dengan
kerendahan hati kepada Yesus Kristus dan meminta Dia mengampuni dosa-dosa kita.
". . . SEPERTI KAMI JUGA MENGAMPUNI ORANG YANG BERSALAH
KEPADA KAMI". Bagian doa Tuhan Yesus ini adalah satu-satunya permohonan
yang diberikan Yesus kepada kita sebagai suatu penjelasan yang terperinci.
Apakah kita ingin agar Allah mengampuni dosa-dosa kita? Kalau begitu kita harus
mau mengampuni mereka yang bersalah kepada kita. Allah ingin gambaran diri-Nya
yang penuh pengampunan terpancar di dalam diri anak-anak-Nya. Apakah kita
sungguh-sungguh mengampuni orang-orang yang bersalah kepada kita? Yesus memberi
kita suatu penjelasan mengenai hal ini dalam ayat 14-15. Dr. Adam Clarke memberi
komentar berikut: "Orang yang memakai doa ini dengan penuh dendam dan kebencian
di dalam hatinya, menghukum dirinya sendiri untuk menanggung hukuman yang kekal".
Memohon kepada Allah apa yang kita tolak berikan kepada orang lain, berarti
menghina Yesus Kristus.
Yesus menyatakan kepada kita bahwa Allah akan mengampuni kita apabila kita telah
mengampuni sesama kita. Bandingkan dengan /TB #Matius 18:23-35*.
"DAN JANGANLAH MEMBAWA KAMI KE DALAM PENCOBAAN".
Ada beberapa pertanyaan yang perlu kita pertimbangkan. Apakah Allah membawa
seseorang ke dalam pencobaan? Apakah kita sungguh-sungguh mengerti mengapa kita
menghadapi pencobaan dalam kehidupan Kristen? Apakah kita tahu bagaimana
mengatasi pencobaan?
Allah tidak pernah mencobai siapa pun agar berbuat dosa.
"Apabila seorang dicobai, janganlah ia berkata: `Pencobaan itu datang dari
Allah!' Sebab Allah tidak dapat dicobai oleh yang jahat, dan Ia sendiri tidak
mencobai siapa pun". Kata 'pencobaan' bila dipakai Allah, berarti menguji. Iblis
mencobai kita untuk berbuat dosa sebagaimana kita dicobai oleh
keinginan-keinginan kita sendiri (/TB #Yak 1:13,14*). Memang Allah kadang-kadang
membawa umat-Nya - seperti yang dilakukan-Nya terhadap Abraham dan Kristus
sendiri - ke dalam keadaan-keadaan yang direncanakan untuk menguji mereka, atau
untuk menguji kekuatan dari ketaatan iman mereka. Setelah Yesus dibaptis, Kitab
Suci berkata, "Maka Yesus dibawa oleh Roh ke padang gurun untuk dicobai Iblis"
(/TB #Mat 4:1*). Paulus berkata, "Sebaliknya sama dengan kita, Ia telah dicobai,
hanya tidak berbuat dosa" (/TB #Ibrani 4:15*).
Pencobaan yang dialami Yesus sangat berat sehingga setelah pencobaan itu
berakhir "malaikat-malaikat datang melayani Dia" (/TB #Mat 4:11*).
Dalam menghadapi pencobaan-pencobaan itu, Yesus mengalahkan Iblis dengan firman
Allah, "Ada tertulis". Pada waktu Yesus tahu tentang pencobaan yang akan dialami
Petrus, Ia berkata, "Tetapi Aku telah berdoa untuk engkau, supaya imanmu jangan
gugur". Di Taman Getsemani, Yesus memperingatkan murid-murid, "Berjaga-jagalah
dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan; roh memang penurut,
tetapi daging lemah" (/TB #Mat 26:41*).
Sebagai orang-orang Kristen yang sejati, kita akan mengalami lebih dari sekadar
sedikit pencobaan sebab lawan kita "sama seperti singa yang mengaum-aum dan
mencari orang yang dapat ditelannya".
Sebagai orang-orang Kristen, pencobaan-pencobaan kita datang dari Iblis dan
nafsu-nafsu kita sendiri. Akan tetapi, firman Allah berkata "Sebab Allah setia
dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada
waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan keluar, sehingga kamu dapat
menanggungnya" (/TB #1Kor 10:13*).
Oleh karena itu, kita dapat menarik kesimpulan bahwa doa ini adalah doa untuk
kelepasan dari pencobaan.
"TETAPI LEPASKANLAH KAMI DARIPADA YANG JAHAT". Doa
ini bukan hanya untuk melepaskan kita dari dosa dan hal-hal yang jahat, tetapi
yang lebih penting untuk melepaskan dari "Si Jahat" - dari Iblis, pencipta
pencobaan dan dosa. Kita tidak dapat mengalahkan Iblis dengan kekuatan kita
sendiri; kita harus meminta Tuhan Yesus melepaskan kita dari dia. Bahkan Mikhael,
penghulu malaikat berkata kepada Iblis, "Kiranya Tuhan menghardik engkau!" (/TB
#Yudas 1:9*).
Pujian kepada Allah yang diberikan oleh Matius, "Karena Engkaulah yang empunya
Kerajaan dan kuasa dan kemuliaan sampai selama-lamanya" tidak ada dalam
naskah-naskah lain, tetapi ini merupakan akhir yang tepat dari doa yang luar
biasa ini (ayat 3).
Pujian kepada Allah yang diberikan oleh Matius, "Karena Engkaulah yang empunya
Kerajaan dan kuasa dan kemuliaan sampai selama-lamanya" tidak ada dalam
naskah-naskah lain, tetapi ini merupakan akhir yang tepat dari doa yang luar
biasa ini (ayat 13).
Pujian kepada Allah yang diberikan oleh Matius, "Karena Engkaulah yang empunya
Kerajaan dan kuasa dan kemuliaan sampai selama-lamanya" tidak ada dalam
naskah-naskah lain, tetapi ini merupakan akhir yang tepat dari doa yang luar
biasa ini (ayat 13).
Menarik sekali bahwa Lukas melanjutkan doa ini dengan dua perumpamaan Yesus
tentang doa. Masing-masing berisi sebuah janji yang berharga. (Lihat /TB #Lukas
11:9,13*). [SABDA]